
Redaksi & ilustrasi oleh Tri Haryo Nugroho.
Nunukan, 13 Januari 2025 – Dalam masyarakat pesisir seperti Nunukan, dua pilihan karier sering menjadi pertimbangan utama generasi muda: melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau meneruskan tradisi sebagai petani rumput laut. Keduanya menawarkan prospek yang menjanjikan, tetapi memiliki tantangan dan peluang yang berbeda.
Politeknik Negeri Nunukan (PNN) melihat isu ini sebagai bagian penting dari pengembangan sumber daya manusia lokal. “Kami ingin memastikan bahwa baik jalur pendidikan maupun pertanian, keduanya memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Arkas Viddy, Ph.D., Direktur PNN.
Menjadi Mahasiswa: Jalan Menuju Karier Modern
Dengan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki peluang untuk mengeksplorasi berbagai bidang seperti teknologi informasi, bisnis, dan manajemen sumber daya alam. Politeknik Negeri Nunukan, misalnya, telah membuka program studi yang relevan dengan kebutuhan industri lokal dan global.
“Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang aplikatif,” ujar Dian Rachmawati, mahasiswa program Teknologi Pengolahan Hasil Laut di PNN. Lulusan perguruan tinggi memiliki kesempatan untuk bekerja di sektor formal, baik di pemerintahan maupun perusahaan swasta.
Petani Rumput Laut: Pilar Ekonomi Lokal
Di sisi lain, menjadi petani rumput laut tetap menjadi pilihan menarik bagi sebagian besar masyarakat pesisir. Dengan potensi alam yang melimpah, Nunukan menjadi salah satu penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Pendapatan dari sektor ini bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan jika dikelola dengan baik.
Namun, tantangan besar seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pasar memerlukan solusi berbasis ilmu pengetahuan. Politeknik Negeri Nunukan telah menjalin kerja sama dengan komunitas petani rumput laut untuk memberikan pelatihan terkait manajemen budidaya dan teknologi pengolahan hasil laut.
Pilihan yang Bijak: Sinergi Antara Pendidikan dan Pertanian
Arkas Viddy, Ph.D., menegaskan bahwa pendidikan dan pertanian bukanlah dua hal yang saling bertentangan. “Kami mendorong generasi muda untuk memadukan pengetahuan modern dengan tradisi lokal. Seorang mahasiswa bisa kembali ke desa untuk mengelola pertanian rumput laut dengan pendekatan berbasis teknologi,” ujarnya.
Dengan pendekatan ini, Politeknik Negeri Nunukan berharap mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya sukses secara individu, tetapi juga mampu membawa dampak positif bagi komunitas mereka.