NUNUKAN, PNN- Direktur Politeknik Negeri Nunukan (PNN) Arkas Viddy SE., MM., Ph.D didampingi Wadir II non Akademik Dr. Rafiqoh, SE., MM, Kepala UPT P3M Siti Hajar, S.Si., M.Pd dan Kaprodi Administrasi Bisnis, Herlina, S.Pd, M.Pd pada Sabtu, (09/04/2022) bertemu sejumlah pihak guna membahas pendampingan masyarakat terhadap pembudidayaan petani rumput laut.
Direktur Arkas bertemu dengan Prof. Dr. Ir Muladno, MSA yang merupakan mantan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) sekaligus guru besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) IPB didampingi Adi D. Bahri, Sri Rizal Iswari, Bayu Erlangga dari IPB dan Ibu Andi Asriani Koke dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dengan maksud dan tujuan datang ke Kabupaten Nunukan untuk meninjau persoalan pembudidayaan dan pendampingan petani rumput laut.
Direktur Arkas mengatakan pertemuan tersebut untuk membahas tentang rencana kerja sama melakukan kegiatan pendampingan pada Masyarakat petani rumput laut.
“Kami menyambut baik dengan tangan terbuka untuk ikut berperan aktif, apalagi rumput laut adalah salah satu program unggulan di kalimantan utara yang harus kita kembangkan bersama-sama. Dan PNN punya perhatian khusus terhadap perkembangan rumput laut di Nunukan,” katanya.
Bersama Pemkab Nunukan melalui Kepala Dinas Perikanan Suhadi. Direktur Arkas Viddy menyampaikan, bahwa petani rumput laut khususnya yang ada di Kelurahan Tanjung Harapan Mamolo dan Sebatik dalam budidaya rumput laut punya harapan besar terhadap eksistensi dan budidaya yang maksimal sehingga bisa menjadi potensi daerah.
“Kita harus mampu melakukan pembudidayaan dengan benar dan hasil yang baik yaitu berkualitas, ini adalah kolaborasi yang baik,” ujarnya.
Direktur Arkas siap memberikan kontribusi dan mensupport kegiatan tersebut hingga akhir.
“Ada empat elemen yg rencana akan terlibat yaitu Pemerintah, akademisi (PNN), pihak dari IPB dan masyarakat. Sehingga peran PNN tetap konsisten sebagai guru (akademisi) memberikan pembinaan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wadir II Non Akademik PNN Dr. Rafiqoh SE., MM mengatakan,
dari IPB itu ada kegiatan pra penelitian dari 20 Provinsi akan ditentukan nanti 15 yang akan menjadi tempat penelitian dengan target mengadakan konsorsium bersama kementrian, IPB, dan kampus PNN.
“Jika Kaltara terpilih, maka PNN selaku pihak akademisi diharapkan bisa bergabung untuk melakukan pendampingan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, khususnya terkait dengan peningkatan kemampuan budidaya rumput laut,” kata Dr. Rafiqoh, SE., MM.
Sedangkan kepala UPT P3M PNN Siti Hajar, S.Si, M.Pd mengatakan
dari hasil pertemuan tersebut, bagaimana agar pemberdayaan masyarakat dan kita bisa duduk bersama antara pemerintah daerah (pemerintah), dosen (sebagai akademisi dalam masyarakat) memberikan pembinaan tentang pembudidayaan yang benar kepada masyarakat mulai dari pra sampai pasca panen rumput laut.
“Kita harus memberikan pengetahuan kepada masyarakat (seperti kelompok tani)sehingga terwujud nantinya rumput laut yang berkualitas,” kata Siti.
Kemudian, Paparan konsep yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir Muladno, MSA guru besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah konsep tetrahelix mencakup 3 hal yaitu:
- Perubahan mindset(45%)
- Pebisnis kolektif berjamaah(35%) agar nanti pebisnis memiliki harga yg sama
- Teknologi (20%)
Sehingga peran akademisi terutama dari kampus PNN bisa melakukan pendampingan masyarakat secara maksimal dan masif. (*hms)