Literasi Statistik untuk Generasi Reformasi: BPS Hadir di PNN

PNN — Selasa 23 September 2025. Di era reformasi yang menuntut transparansi dan akuntabilitas, data menjadi pondasi penting dalam setiap kebijakan publik. Menyadari hal itu, Politeknik Negeri Nunukan (PNN) berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar BPS Goes to Campus pada Selasa 23 September 2025 di Aula Politeknik Negeri Nunukan. Kegiatan ini menghadirkan mahasiswa dari berbagai program studi sebagai peserta utama, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi statistik di kalangan generasi muda.

Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Andi Syarifuddin, S.E., M.SI., dalam sambutannya menekankan bahwa mahasiswa bukan hanya penikmat data, tetapi juga calon penggerak perubahan. “Di era keterbukaan informasi, mahasiswa dituntut mampu membaca, memahami, dan mengkritisi data. BPS hadir di sini bukan sekadar mengenalkan angka, tetapi membekali kita dengan cara pandang baru: berpikir berbasis bukti,” ujarnya.

BPS menjelaskan bahwa statistik bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan cermin kondisi sosial, ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Literasi statistik membantu mahasiswa memahami realitas dengan lebih obyektif, sekaligus mencegah terjebak dalam informasi palsu (hoaks). Di era reformasi, ketika masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan pemerintah, kemampuan membaca data menjadi modal penting agar mahasiswa bisa ikut berkontribusi secara konstruktif.

Acara BPS Goes to Campus diisi dengan paparan mengenai peran dan fungsi BPS, proses pengumpulan data, serta pemanfaatan data dalam mendukung pembangunan nasional. Mahasiswa diperkenalkan pada portal data BPS yang menyediakan akses terbuka terhadap ribuan set informasi yang bisa dimanfaatkan untuk penelitian, tugas akhir, hingga pengabdian masyarakat.

Sesi diskusi berlangsung hangat. Mahasiswa bertanya mengenai validitas data dalam era digital, peran mereka dalam sensus penduduk, hingga peluang magang di BPS. Tim BPS, menegaskan bahwa mahasiswa bukan sekadar objek, melainkan subjek penting dalam ekosistem data. “Kami ingin mahasiswa menjadi agen perubahan: kritis, peduli, dan aktif menggunakan data dalam setiap gagasan,” jelasnya.

Bagi PNN, kegiatan ini membuka peluang besar dalam memperkuat budaya akademik berbasis data. Mahasiswa mendapat pemahaman bahwa literasi statistik bukan hanya penting untuk penelitian, tetapi juga untuk membentuk pola pikir kritis dalam kehidupan sehari-hari. Dosen pun dapat menjadikan data BPS sebagai sumber ajar yang relevan dan faktual.

Kegiatan ditutup dengan ajakan agar kerjasama antara BPS dan PNN tidak berhenti di sini. Harapannya, sinergi ini bisa berkembang menjadi program pelatihan, penelitian bersama, maupun kolaborasi dalam kegiatan statistik di daerah. Dengan demikian, mahasiswa PNN dapat menjadi bagian dari generasi melek data yang siap mengawal perjalanan bangsa di era reformasi.

Scroll to Top