OPINI, PNN- Dewasa ini masih ada saja prosesi perkuliahan di Perguruan Tinggi menggunakan cara klasikal identik dengan mimbar atau metode ceramah, duduk dimeja hanya dengan lisan yang terkesan mendikte mahasiswa tanpa komunikasi persuasif yang bisa membuka nalar pikiran mahasiswa sebagaimana mestinya.
Secara garis besar model seperti ini merupakan bentuk perkuliahan dimana dosen menjelaskan informasi secara lisan dengan membuat mahasiswa sekedar menjadi pencatat tanpa arah dan tujuan dan cenderung membangun mental ketakutan dalam diri mahasiswa tersebut.
Mengutip Kompasiana (rzabdulaziz-2013) Bligh (1972) menyatakan bahwa perkuliahan yang dilaksanakan secara (klasikal) sangat efektif untuk menyampaikan informasi atau fakta-fakta. Dengan sekali penjelasan, informasi dapat sampai pada sejumlah besar pendengar, dalam waktu singkat, banyak informasi dapat disampaikan.
Iya, nyatanya metode diatas sangat monoton dan terkesan ketinggalan zaman, karena pada definisi kebenaran perkuliahan tidak hanya berupa penyampaian informasi tetapi perkuliahan harus dapat merangsang mahasiswa untuk berfikir kritis, merangsang proses berfikir, mengubah dan atau mengembangkan pandangan. Membangkitkan dan menjaga motivasi, karena dosen aktif mendominasi kegiatan, dan mahasiswa akhirnya menjadi pasif sehingga mental dan kemerdekaan berpikir mahasiswa tidak terbangun.
(rzabdulaziz-2013) dalam Kompasiana menjelaskan, perlu dilakukan variasi perkuliahan menjadi suatu proses pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa. Dibawah ini dikemukakan dua contoh variasi kuliah bisa menjawab tantangan yang memenuhi keinginan tersebut, yang disebut siklus tiga langkah dan siklus empat langkah.
Siklus Tiga Langkah :
Kegiatan prkuliahan disusun menurut tiga langkah sebagai berikut :
Langkah 1: Dosen memberikan informasi mengenai struktur materi pokok
Langkah 2: Orientasi mengenai materi pokok, yang melibatkan mahasiswa secara aktif. Kegiatan mahasiswa antara lain berupa ikut membaca, mencari, membandingkan dan menjawab pertanyaan. Untuk itu dosen perlu menyediakan bahan tertulis berupa Readeer.
Langkah 3: Latihan berupa tugas lengkap atau tugas kecil (bergantung tujuan yang ingin dicapai) yang dapat dikerjakan secara individual atau kelompok. Dosen memberikan umpan balik misalnya melalui pembahasan pekerjaan salah satu mahasiswa.
Siklus Empat Langkah :
Kegiatan perkuliahan disusun menurut empat langklah sebagai berikut :
Langkah 1: Dosen memberi informasi mengenai struktur materi pokok
Langkah 2: Mahasiswa dibagai menjadi kelompok-kelompok kecil berisi 3 atau 4 orang, untuk menyelesaikan tugas-tugas yang disiapkan dosen dalam Reader
Langkah 3: Hasil kerja kelompok didiskusikan secara pleno, dengan dosen sebagai pemandu
Langkah 4: Latihan, yang dikerjakan mahasiswa secara individual. Dosen memberikan umpan balik.
Untuk melakukan semua hal diatas tentunya dibutuhkan kreativitas dan profesionalitas seorang dosen dalam melakukanpembelajaran yang merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan peserta didik dan pendidik.
Peranan kreativitas dosen tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup apek-aspek lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. hal ini dapat terwujud ketika profesionalitas sudah menjadi akar budaya dari seorang dosen tersebut.
(Istimewa)